Minggu, 26 Juni 2011

Filled Under:

Duku Sambung Pucuk

Share
Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) merupakan salah satu daerah penghasil duku. Duku yang berasal dari Provinsi Sumsel dikenal dengan nama duku Komering atau duku Palembang dan mempunyai cita rasa khas. Duku Palembang mempunyai nilai ekonomi dan merupakan komoditas unggulan daerah yang perlu dilestarikan.
Luas pertanaman duku di Sumsel adalah 5.736,92 ha dengan produktivitas rata-rata 98,8 ku /ha/tahun (Dinas Pertanian Sumsel, 2004). Perbanyakan tanaman duku yang selama ini dilakukan petani adalah dengan menggunakan bibit yang berasal dari biji. Sistem ini memiliki beberapa kelemahan, seperti: masa tunggu tanaman untuk berbuah berkisar 20-25 tahun. Selain itu tanaman yang dihasilkan tidak selalu sama kualitasnya dengan tanaman induknya (Gusniwati, 2001).
Upaya yang bisa ditempuh untuk mengatasi masalah tersebut adalah melalui sistem perbanyakan vegetatif. Salah satu metoda perbanyakan vegetatif yang bisa dilakukan adalah metoda sambung pucuk. Sambung pucuk adalah menyambung bagian pucuk tanaman yang berasal dari biji dengan entres pohon induk yang telah berproduksi sehingga membentuk suatu tanaman gabungan yang dapat hidup terus dan berproduksi. Sambung pucuk akan menjamin batang atas memiliki kualitas genetik sama dengan induknya, juga dapat memperpendek masa tunggu dimana umur 5-6 tahun sudah berbuah.

Perbanyakan secara vegetatif dengan teknik sambung pucuk mempunyai tingkat keberhasilan yang lebih tinggi dibandingkan teknik okulasi karena pohon duku mempunyai kulit yang tipis dan bergetah banyak sehingga untuk mengambil mata okulasinya agak sulit (mata tunas suka sobek), sedangkan pengadaan bibit melalui cangkokan juga tidak dilakukan karena cara ini kurang efisien yaitu dari satu pohon hanya dapat diambil beberapa cangkokan dan bibit hasil cangkokan mempunyai akar yang kurang kokoh dibandingkan dengan bibit hasil sambung pucuk.
Perbanyakan dengan biji dilakukan untuk menghasilkan batang bawah karena dari biji akan diperoleh tanaman yang mempunyai sistem perakaran yang kuat dan relatif lebih tinggi daya adaptasi terhadap lingkungan. Dalam melaksanakan perbanyakan dengan sistem sambung pucuk diperlukan adanya batang bawah dan entres.

Pertumbuhan bibit duku berasal dari biji untuk persiapan batang bawah tumbuh agak lambat dan baru dapat disambung setelah berumur 1-1,5 tahun. Untuk mempercepat pertumbuhan diperlukan perbaikan teknologi persemaian, media tanam dan pemupukan. Pemupukan dapat dilakukan melalui tanah maupun daun dengan cara disemprotkan ke bagian bawah daun. Dengan demikian batang bawah siap untuk disambung setelah berumur 7-8 bulan dengan diameter batang mencapai 0,5 cm, sedangkan untuk entres diambil dari ranting tanaman induk yang berkualitas baik dan telah berproduksi.
Persiapan Batang Atas (entres)

Batang atas yang digunakan dipilih dari pohon induk yang sehat, sudah pernah berbuah (minimal 3 - 4 kali) dan produksinya tinggi, dianjurkan varietas Rasuan.
Calon batang atas (entres) diambil dari ujung cabang yang warna kulitnya masih hijau muda, tetapi daunnya telah mengeras dan bukan cabang air, sebaiknya posisi ranting/entres miring ke atas atau dengan sudut kurang dari 90 derajat.
Dalam melakukan pemotongan entres pakailah pisau potong atau gunting yang bersih dan tajam.
Bahan entres yang telah dipotong segera dimasukkan ke dalam kantong plastik.
Bahan entres yang telah diambil sebaiknya segera dilakukan penyambungan bibit.

Cara Penyambungan

Batang bawah yang sudah berumur 7-8 bulan dan mempunyai diamater lebih dari 0,5 cm dipotong pada bagian kulit batang yang masih hijau setinggi 20-25 cm dari permukaan tanah dalam polybag.
Selanjutnya dilakukan pemeliharaan tanaman dengan pemberian pupuk, penyiraman dan pengendalian hama/penyakit (Suparwoto et al. 2004).Setelah itu batang bawah dibelah secara membujur sepanjang 2-2,5 cm pada bagian ujung tengahnya (bentuknya seperti celah berbentuk huruf V). Lalu entres disayat bagian pangkalnya pada kedua sisi sepanjang 2-2,5 cm sehingga membentuk huruf V.
Sisipkan entres ke dalam belahan batang. Usahakan waktu penyisipan kambium entres harus bersentuhan langsung dengan kambium batang bawah lalu diikat dengan plastik okulasi atau tali plastik.
Sambungan yang telah diikat kemudian dimasukkan ke dalam sungkup yang telah disediakan. Sungkup tersebut harus tertutup rapat sehingga udara luar tidak bisa masuk. Penyungkupan bertujuan untuk mengurangi penguapan dan mempertahankan kelembaban udara di sekitar sambungan agar tetap tinggi antara 90-100%.
Sungkup tersebut diletakkan di bawah naungan agar terlindung dari sinar matahari langsung. Setelah 4 minggu akan tumbuh tunas baru. Hal ini menunjukkan bahwa sambungan telah berhasil dan sebaliknya, bila batang atas menjadi layu dan mati menunjukkan sambungan tidak berhasil.
Sungkup plastik dan tali pengikat dapat dilepas setelah 1,5-2 bulan sambungan dinyatakan berhasil.

Perbanyakan bibit duku dengan teknik sambung pucuk merupakan salah satu teknik perbanyakan bibit yang dianjurkan karena lebih efisien dan memperpendek umur saat pertama kali berbuah, yaitu yang semula sekitar umur 20-25 tahun menjadi sekitar 5-6 tahun. Teknik ini sudah mulai berkembang dan diminati oleh penangkar bibit duku di Sumatera Selatan. Selain itu, metoda ini sangat baik untuk mendukung program pengembangan dan peremajaan tanaman duku di Sumatera Selatan.
Keberhasilan sambung pucuk ditentukan oleh empat faktor, yaitu batang bawah, batang atas, kondisi lingkungan dan keterampilan teknik penyambungan. Batang bawah yang digunakan harus siap sambung baik teknis maupun fisiologis. Siap sambung secara teknis adalah keadaan batang bawah yang diameter pangkal batang telah sama atau lebih besar daripada diameter batang atas. Sedangkan siap sambung secara fisiologis adalah keadaan batang bawah yang kandungan cadangan makanan dan hormon pertumbuhannya telah mampu mendukung kehadiran batang atas yang akan disambungkan.
Kondisi lingkungan terutama temperatur, kelembaban udara, oksigen dan cahaya sangat menentukan dalam menunjang keberhasilan penyambungan. Pertautan antara batang atas dan batang bawah diawali dengan pembentukan kalus kemudian diikuti dengan diferensiasi beberapa sel parenchyma dalam jaringan kalus menjadi jaringan pembuluh xylem dan phloem. Proses pembentukan kalus sampai jaringan pembuluh akan berjalan dengan baik bila ditunjang dengan keadaan lingkungan yang cocok. Pada umumnya penyambungan dilakukan pada awal dan akhir musim penghujan.

0 komentar:

Posting Komentar