Kamis, 15 September 2011

Filled Under:

Ekspor Produk Karet Naik Tajam

Share
JAKARTA - Ekspor produk karet pada semester pertama 2011 melonjak tajam. Kenaikan tersebut didukung dengan kenaikan harga di tingkat internasional. Dengan demikian kalau dibandingkan periode Januari-Juni tahun lalu ada pertumbuhan nilai ekspor sebesar 74,91 persen.

Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Suharto Honggokusumo mengatakan faktor harga menjadi pemicu kenaikan nilai ekspor. "Karena tahun ini harga (karet) lebih tinggi dari tahun lalu," ucap dia kemarin (4/8).

Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS), perkembangan nilai ekspor karet dan barang dari karet pada Januari-Juni 2011  senilai USD 7,59 miliar. Sedangkan pada periode sama 2010 hanya USD 4,34 miliar, sehingga ada kenaikan 74,91 persen. Untuk realisasi bulanan pada Juni lalu sebesar USD 1,20 miliar dan Mei USD 1,32 miliar.

Menurut Suharto, kenaikan tersebut tidak terjadi dari segi harga saja. Melainkan, volume produksi dalam negeri juga mengalami peningkatan. Naiknya produksi tersebut karena faktor cuaca yang mendukung. "Apalagi sudah tidak musim hujan dan cuaca memang sedang baik," kata dia.

Sementara kalau mengacu dari sisi volume ada kenaikan sebesar 21,65 persen. Realisasi jumlah ekspor sampai Juni 2011 sebanyak 1,71 juta ton. Angka itu naik dari periode sama tahun lalu sejumlah 1,41 juta ton. Sedangkan realisasi pada Juni lalu sebesar 370 ribu ton dan Mei 280 ribu ton.

Dijelaskan, demand atau permintaan terhadap karet dan barang dari karet pun turut mengalami lonjakan. Di negara tertentu, pasca krisis malah ada kenaikan permintaan. "Kenaikan demand tersebut ke semua negara tujuan, kecuali Jepang lantaran ada kerusakan industri ban di sana," urai dia. Nah sekarang ini, lanjut dia, untuk rata-rata semester pertama terlihat membaik. Dia optimistis ke depan harga bakal tetap bagus untuk komoditas tersebut.

Kementerian Perdagangan mencatat, kenaikan ekspor produk karet termasuk tertinggi di antara komoditas lain. Selain itu, komoditas lain seperti kakao olahan dan pakaian kulit juga memiliki pertumbuhan ekspor cukup signifikan dengan kenaikan nilai ekspor masing-masing 60 persen dan 18,2 persen. Kenaikan ekspor kakao olahan sendiri diyakini dampak dari pengenaan bea keluar biji kakao sejak April 2010

(SUMBER : JPNN.COM)

0 komentar:

Posting Komentar